Kamis, 10 Mei 2012

agama dan manusia


AGAMA DAN KEHIDUPAN
                         MANUSIA
   Oleh Drs. Takdir Alisyahbana
        Dosen PAI Uniersitas Musi Rawas, Lubuk Linggau.               


A.      AGAMA

1.Makna Agama.

Untuk memahami peranan agama dalam kehidupan manusia, maka dibutuhkan pemahaman makna agama baik secara harfiah maupun maknawiyah. Makna agama secara harfiah dapat kita fahami melalui asal muasal kata agama itu sendiri. Menurut Muhammad Daud Ali ada berbagai macam teori mengenai kata agama. Pertama akar kata agama adalah gam yang mendapat awalan a dan akhiran a. terkadang juga kata gam mendapat awalan i dan akhiran a yaitu igama. Kadang kala juga kata gam mendapat awalan u akhiran a yaitu ugama. Agama itu sendiri bermakna peraturan, tatacara, upacara hubungan manusia dengan raja. Igama berarti peraturan, tata cara, upacara hubungan dengan dewa-dewa. Sedangkan ugama berarti peraturan, tatacara dalam hubungan antar manusia. Kata agama dipakai dalam bahasa Indonesia, Igama dalam bahasa Jawa dan Ugama dalam bahasa Melayu.
Selain kata agama, dipakai juga kata din dipruntukkan din al-islam. Kata al-din berasal dari bahasa Arab, yang secara harfiah berarti; takut dan setia, paksaan, tekanan, penghambaan, perendahan diri, pemerintahan, kekuasaan, siasat, balasan, adat, pengalaman hidup, perhi- tungan amal, hujan yang tidak tetap turunnya.
Ada kata religi berasal dari bahasa latin relegio berarti mengikat kembali, maksudnya dengan bereligi seseorang mengikat dirinya dengan Tuhan.
Untuk agama Islam, kata yang tepat adalah kata din (        ) yang tercantum dalam Q.S al-Ma- idah (5): 3, “pada hari ini Kami sempurnakan untuk mu dinmu dan nikmatku serta Aku rela Islam sebagai din”. Ayat ini mengandung pengertian pengaturan hubungan manusia dengan Tuhan secara vartikal, dan hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat, terma- suk dirinya sendiri dan alam lingkungan hidupnya (horizontal). Kedua tata hubungan ini di- pertegas oleh Q.S.Ali Imran(3):112.    
ôMt/ÎŽàÑ ãNÍköŽn=tã èp©9Ïe%!$# tûøïr& $tB (#þqàÿÉ)èO žwÎ) 9@ö6pt¿2 z`ÏiB «!$# 9@ö6ymur z`ÏiB Ĩ$¨Y9$# râä!$t/ur 5=ŸÒtóÎ/ z`ÏiB «!$# ôMt/ÎŽàÑur ãNÍköŽn=tã èpuZs3ó¡yJø9$# 4 šÏ9ºsŒ öNßg¯Rr'Î/ (#qçR%x. tbrãàÿõ3tƒ ÏM»tƒ$t«Î/ «!$# tbqè=çGø)tƒur uä!$uŠÎ;/RF{$# ÎŽötóÎ/ 9d,ym 4 y7Ï9ºsŒ $yJÎ/ (#q|Átã (#qçR%x.¨r tbrßtG÷ètƒ ÇÊÊËÈ                          
112.  Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia[218], dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu[219] Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu[220] disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.
Makna agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1997) adalah system atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan ter- sebut.
Gizi Gazalba mengartikan agama adalah hubungan manusia dengan Yang Maha Suci yang di- nyatakan dalam bentuk suci pula dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.
Mc Muller dan Harbert Spencer mendefinisikan agama sebagai sesuatu yang tidak dapat dicapai hanya dengan tenaga akal dan pendidikan saja.
A.S. Hornby, E.V Gatanby dan Wakefield mengartikan agama adalah kepercayaan kepada adanya kekuasaan pengatur yang bersifat luar biasa, pencipta dan pengendali dunia, serta member kodrat rohani  kepada manusia yang berlanjut sampai sesuadah manusia mati.
Definisi diatas adalah pengertian agama secara umum. Sedang pengertian Agama Islam atau tepatnya diin al Islam (diinul Islam) adalah sistem aqidah, syari’ah dan akhlak yang berdasarkan Al-qur’an dan Sunnah untuk mengatur kehidupan manusia agar salam di dunia maupun di akhirat.

2. Klasifikasi Agama.

Agama ditinjau dari sumber ajaran, dapat dibagi menjadi:
a.       Agama wahyu (revealed religion) disebut juga sebagai Agama Langit ( Samawi). Yang di- maksud dengan Agama Langit adalah agama-agama yang bersumber pada wahyu Allah yang termaktub dalam kitab Suci. Agama wahyu yang dikenal sekarang adalah Yahudi, Nasrani dan Islam.
b.       Agama Budaya ( cultur religion atau natural religion) disebut juga agama bumi atau agama ardhi. Yang dimaksud dengan agama Budaya adalah agama berdasarkan hasil re- nungan pemikiran atau filsafat. Yang tergolong agama model ini adalah Hindu, Budha, Sinto, Majusi, Kong Hu cu dan lain-lain.

3.  Ciri-ciri Agama Wahyu dan agama budaya.
Adapun ciri Agama Wahyu adalah sebagai berikut:
a.       Agama Wahyu dapat dipastikan kelahirannya. Pada waktu agama wahyu disampaikan Malaikat Jibril kepada manusia pilihan yang disebut Rasul Allah, saat itulah agama wahyu lahir. Seperti Agama Islam lahir ketika Nabi Muhammad menerima wahyu Allah untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah. Atau 16 Agustus 610 M.
b.       Agama Wahyu disampaikan kepada manusia melalui utusanNYA (Rasulullah) yang ber- tugas selain menyampaikan, juga menjelaskan wahyu yang diterimanya dengan berba- gai cara dan upaya.
c.       Agama Wahyu mempunyai kitab suci yang berisi himpunan wahyu yang diturunkan Allah. Wahyu yang  ada dalam kitab suci tidak boleh berubah dan diubah.
d.       Ajaran Agama wahyu mutlak kebenarannya, karena berasal dari Allah Yang Maha benar. Kebenaran agama Wahyu tidak terikat oleh ruang dan waktu. Wahyu ditentukan oleh Allah sendiri dengan penjelasan lebih lanjut oleh Rasul-NYA. 
e.       Sistem hubungan manusia dengan Allah, ditentukan oleh Allah sendiri dengan penje- lasan lebih lanjut oleh Rasulullah. Sistem hubungan ini sifatnya tetap tidak berubah, wa- laupun dahsyatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f.        Konsep ketuhanan dalam agama wahyu adalah monoteisme murni.
g.       Ajararan agama wahyu bersifat mutlak, dan berlaku untuk seluruh manusia. Pelaksa- naannya dilakukan dengan akal yang sifatnya instrumental dan terbatas dari masa ke masa  sesuai dengan perkembangan masyarakat manusia yang menjadi penganutnya.
h.       Sistem nilai agama wahyu  ditentukan oleh Allah sendiri yang diselaraskan dengan uku- ran dan hakikat kemanusiaan. Yang bernilai baik diwajibkan agar manusia memperoleh keselamatan dan kebahagiaan. Yang bernilai buruk dilarang atau diharamkan untuk mencegah kecelakaan dan penderitaan manusia di dunia ini dan di akhirat kelak.
i.         Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudiaan dibuktikan kebenaran- nya oleh ilmu pengetahuan (sains) modern.
j.         Melalui agama wahyu, Allah member petunjuk, pedoman, tuntunan dan peringatan ke- pada manusia dalam pembentukan insan kamil.

Ciri agama budaya, sebagai berikut:
a.       Agama budaya tidak dapat dipastikan kelahirannya karena mengalami proses partum- buhan sesuai dengan proses pertumbuhan kebudayaan dalam masyarakat atau per- kembangan pemikiran manusia yang memberikan ajaran agama budaya itu.
b.       Agama Budaya tidak mengenal Rasul Allah. Yang mengajarkan agama budaya adalah filosuf atau pemimpin kerohanian atau pendiri agama itu sendiri.
c.       Agama Budaya (masyarakat sederhana) tidak mempunyai kitab suci. Agama budaya yang telah berperadaban mungkin mempunyai kitab suci, namun isinya dapat berubah rubah karena perubahan filsafat agama atau kesadaran agama masyarakatnya.
d.       Ajaran agama budaya kebenarannya relatif, terikat pada ruang dan waktu tertentu.
e.       Dalam agama budaya, sistem hubungan manusia dengan Tuhan berasal dari akal ber- dasarkan kepercayaan dan pengetahuan serta pengalaman manusia yang senantiasa berubah.
f.        Konsep ketuhanan dalam agama budaya berkembang sesuai dengan perkembangan pe- mikiran manusia mulai dari dinamisme sampai kepada monoteisme tidak murni atau monoteisme terbatas.
g.       Dasar-dasar agama budaya bersfat relatif, karena ditujukan kepada manusia dalam ma- syarakat tertentu yang belum tentu sesuai dengan masyarakat lain.
h.       Nilai-nilai agama budaya ditentukan oleh manusia sesuai dengan cita-cita, pengalaman serta penghayatan masyarakat yang menganutnya.
i.         Agama budaya ketika mengungkapkan tentang alam, sering dibuktikan kekeliruannya oleh sains. Demikian juga terjadi kekeliruan ketika mengungkapkan peristiwa-peristi- wa sejarah. Sedangkan ramalan-ramalannya tentang peristiwa yang akan datang sering tidak sesuai dengan pengalaman manusia.
j.         Pembentukan manusia menurut agama budaya disandarkan kepada pengalaman dan penghayatan penganutnya yang belum tentu diakui  oleh masyarakat lain yang berbeda cita-cita dan penghayatannya. 
            

B.      MANUSIA.

Manusia adalah makhluk unik yang menjadi sentral sasaran kajian ilmiah. Berbagai panda- ngan tentang manusia telah dikemukakan baik oleh agama maupun filsafat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari banyaknya penamaan terhadap manusia, misalnya homo sapien (ma- nusia berakal), homo economicus ( manusia ekonomi) dan sebagainya.
Ada yang berpandangan  bahwa manusia adalah bentuk akhir dari evolusi hayat yang mem- patkan manusia dalam alam binatang baik akal budi, kesadaran maupun agamanya, inilah pandangan Darwin (1809-1882). Bahkan Thomas Hobbes (1588-1679) sebelum Darwin su- dah menempatkan harkat martabat manusia sejajar dengan binatang. Dia mengkualifikasi- kan sifat dan tabiat manusia dengan binatang yang terkenal dengan homo homni lupus (ma- nusia serigala buat manusia lainnya).                                                                                                       
Mengkualifikasikan manusia sejajar dengan binatang berarti menghilangkan aspek funda- mental sifat rohaniyah manusia berupa agama, norma-norma kehidupan, moral dan  kode etik. Perbedaan fundamental antara manusia dengan binatang adalah manusia dikaruniai akal oleh Allah.
Manusia menurut pandangan agama adalah makhluk Tuhan yang mulia dan tertinggi. Seba- gai perbandingan, bagaimana agama-agama memandang manusia, berikut ini akan dijelas- kan :
Pertama pandangan agama Hindu tentang manusia; agama ini menyatakan bahwa manusia di dunia ini ditetapkan lahir berkasta-kasta dan seluruh kehidupannya diatur oleh peratur- an yang kaku (their whole life is governed by rigid rules). Kasta-kasta  menunjukkan harkat dan martabat manusia yang berbeda; kasta Brahma golongan pendeta dianggap sederajat   walau pun tidak melebihi daripada tuhan-tuhan. Kasta Ksatria yaitu golongan pemerintah dan pahlawan-pahlawan. Kasta waisya golongan tani dan saudagar dan kasta sudra golongan budak.
Agama Budha tidak memandang manusia dalam kasta-kasta. Tetapi prinsip doktrin agama ini meniadakan kesenangan dan kenikmatan hidup duniawi. Tujuan hidup adalah nirwana. Dalam hal ini roh harus mengalami reinkarnasi.
Agama Shinto memandang raja sebagai wakil Tuhan di  Bumi, karena dewa telah bersema- yam  dalam diri raja. Siapa yang durhaka pada raja berarti durhaka pada tuhan. Mentaati ra- ja berarti mentaati Tuhan.
Agama Nasrani; menurut agama samawi ini bahwa manusia lahir kedunia membawa dosa warisan dari dosa asal Nabi Adam, oleh karena itu Yesus sengaja turun dari Surga ke dunia untuk disalib sebagai tebusan dosa-dosa manusia. Karena itu Yesus Kristus dianggap seba- gai juru selamat. Keselamatan manusia tergantung atas imannya pada penyaliban Yesus.                                                       

              Manusia menurut pandangan Islam.

              Islam menyebut  manusia   denga sebutan bani Adam (Q.S. al-Isra(17):70. basyar                  (Q.S.al-kahfi
(18):110, al-Insan ( Q.S. al-Insan (76);1 dan an-nas ( an-Nas(114):1. Berbagai rumusan tentang manusia telah diungkapkan, seperti uraian diatas. Berikut ini makna manusia menurut pandang- an Islam. Menurut islam manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki potensi untuk ber- iman kepada Allah, dengan menggunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wah- yu serta mengamati gejala-gejala alam, bertanggung jawab atas segala perbuatannya dan ber-
Bertitik tolak dengan rumusan tersebut di atas, maka menurut ajaran Islam manusia mempunyai ciri khas dan utama dibandingkan dengan makhluk lain, antara lain adalah:
a.       Manusia makhluk Allah yang paling unik. Dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna.”sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” (Q.S.at-Tin(95):4. Kelebihan dan kesempurnaan manusia ketimbang makhluk Tuhan lainnya dapat dilihat dari struktur tubuh, gejala kejiwaan, mekanisme organ tubuh, proses partum- buhan yang bertahap. Hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya dan ketergantungannya dengan sesuatu, menunjukkan ada kekuasaan yang berada di luar diri manusia itu sendiri. Manusia sebagai makhluk, tentu memiliki kelemahan-kelemahan seper- ti yang dijelaskan oleh Al-qur’an, seperti manusia makhluk yang melampaui batas (Q.S. Yunus(10):12;
#sŒÎ)ur ¡§tB z`»|¡RM}$# ŽØ9$# $tR%tæyŠ ÿ¾ÏmÎ7/YyfÏ9 ÷rr& #´Ïã$s% ÷rr& $VJͬ!$s% $£Jn=sù $uZøÿt±x. çm÷Ztã ¼çn§ŽàÑ §tB br(Ÿ2 óO©9 !$oYããôtƒ 4n<Î) 9hŽàÑ ¼çm¡¡¨B 4 y7Ï9ºxx. z`Îiƒã tûüÏùÎŽô£ßJù=Ï9 $tB (#qçR%x. šcqè=yJ÷ètƒ ÇÊËÈ